Sunday, January 10, 2016

Pesona Pasar Terapung

Pasar Terapung
RASANYA belum belum sah datang ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan bila belum mengunjungi pasar terapung Sungai Barito. Pasar tradisional yang mungkin hanya ada satu-satunya di Tanah Air itu sudah menjadi salah satu obyek wisata andalan di daerah tersebut.


Oleh karena, siapa saja yang datang ke Banjarmasin, selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke pasar terapung yang berada di Sungai Barito yang membelah kota tersebut.

Untuk menuju ke pasar terapung yang masuk dalam wilayah Desa Kuin Alalah, Banjarmasin Utara itu pengunjung harus pagi-pagi datang ke pelabuhan di Desa Kuin Utara atau tepatnya berada di depan Masjid Sultan Suriansyah.

Yang uniknya lagi, pasar terapung tersebut hanya ada pada pagi hari yakni mulau pukul 06.30 sampai 08.00 WITA. Kalau sudah melewati jam tersebut, maka sudah tidak ada lagi.
Bagi turis beragama Islam, biasanya menunaikan Shalat Subuh di masjid yang bangunannya terbuat dari kayu ulin tersebut. Baru berangkat ke pasar terapung dengan menggunakan perahu bermesin yang berpenumpang maksimal 10 orang.

Pasar ini diperkirakan sudah ada sejak 400 tahun yang lalu. Barang yang dijual pun beragam mulai dari hasil kebun, makanan sampai pakaian. 

Dahulu, yang terjadi di sini adalah barter atau saling tukar barang tanpa menggunakan uang. Meskipun sekarang sudah menggunakan uang sebagai alat tukarnya, namun ada beberapa yang masih melakukan barter barang. Yang menarik di pasar terapung ini adalah adanya tongkat dengan ujung kawat untuk mengambil barang yang dibeli karena sulitnya mendekatkan perahu yang dinaiki.

Pasar terapung merupakan salah satu obyek wisata andalan di Banjarmasin karena hampir setiap hari wisatawan baik dalam maupun luar negeri selalu menyempatkan untuk datang ke lokasi tersebut.
Umumnya mereka sangat menikmati perjalanan wisata tersebut karena selain ke pasar terapung, wisatawan juga menikmati kehidupan masyarakat yang berada di sepanjang daerah aliran sungai yang rumahnya semua terbuat dari kayu.

Yang menjadi pertanyaan wisatawan, meskipun terbuat dari kayu, namun rumah tersebut sangat kokoh dan kayunya tidak lapuk. Kayu yang digunakan untuk rumah tersebut merupakan kayu jenis ulin, sehingga semakin lama terendam akan semakin kuat.

Dalam perjalanan di Sungai Barito tersebut pengunjung juga bisa mengunjungi tempat yang tidak kalah uniknya dari pasar terapung itu sendiri, yaitu Pulau Kembang.

Pulau yang berada di tengah Sungai Barito itu ditumbuhi pohon khas Kalimantan dan dihuni kawanan monyet ekor panjang dan bekantan (moyet hidung mancung).

Sampai di dermaga Pulau Kembang, para pengunjung langsung disambut monyet ekor panjang yang biasanya mengincar makanan. Sepertinya kawanan monyet tersebut mengetahui para pengunjung membawa makanan, seperti pisang, sehingga binatang ekor panjang itu langsung berkumpul di dermaga ketika ada tamu yang datang.

monyet bekantan


Namun, dari sekian banyak monyet ekor panjang, tidak satu pun monyet bekantan berada di situ. pengelola pulau mengatakan, di hutan ini masih terdapat antara 20 hingga 30 ekor bekantan, namun kawanan monyet hidung mancung itu tidak suka keluar ke pinggir hutan.
"Tingkah laku bekantan sangat berbeda dengan monyet ekor panjang. Bekantan punya sifat malu. Jadi kalau banyak orang monyet itu tidak mau keluar," katanya.


No comments:

Post a Comment